Assalamu'alaikum, it is me, Tarjono Mukhayat, alumni FMIPA Matematika, UGM. Asal saya dari Indramayu. Tau Indramayu khan? Apabila dilihat dari letak geografisnya Kabupaten Indramayu terletak pada 107°52° - 108°36°BT dan 6°15° - 6°40°LS. Eh jadi ngenalin Indramayu-nya, bukan penulisnya... Tapi, kayanya cukup segini aja deh, kepanjangan malah lupa lagi... Semoga kita bisa saling menasehati dalam kebaikan. Arigato!

Friday, November 14, 2003

IBM Desember

Kesalahan Dalam Mendidik Anak

Setiap orang tua menginginkan anaknya kelak menjadi orang baik, sukses dalam karir, mandiri, berguna bagi masyarakat, nusa dan bangsa maupun menjaga nama baik keluarga dan lain sebagainya. Tidak semua orang tua berhasil mewujudkan cita-citanya tersebut.Jika ini terjadi, jangan buru-buru menyalahkan anak, karena banyak masalah yang timbul karena orang tua salah di dalam mendidik anak. Kesalahan besar yang sering dilakukan orang tua adalah :

Terlalu banyak tuntutan
Orangtua terlalu sering menggunakan kata harus. Kebiasaan orang tua sering menggunakan kata harus ini disebabkan mereka merasa lebih pantas dan patut memberi nasehat atau petunjuk.Akan tetapi amat disayangkan petunjuk orangtua sering kali tidak konsisten. Hal ini dapat saja terjadi karena mungkin terpengaruh oleh kondisi atau emosinya. Misalnya hari ini anak diharuskan tidur pukul delapan malam.Tapi besok anak dibiarkan untuk nonton televisi hingga pukul 10 malam karena orang tuanya asyik ngobrol dengan tamu yang berkunjung kerumahnya atau ngobrol dengan tetangga. Jika hal ini berlangsung terus menerus, anak bakal menjadi bingung. Akibatnya anak-anak mendapat kesulitan dalam membuat keputusannya sendiri.

Orangtua terlalu mengharapkan anak
Banyak orang tua yang mengharapkan anaknya harus mempunyai sifat ini dan itu. Misalnya orangtua mentargetkan anaknya agar menjadi bintang kelas, olahragawan, atau pemimpin. Padahal anaknya belum tentu mempunyai bakat yang sesuai dengan harapan orangtua. Akibatnya, bakat anak yang ada tidak dapat dioptimalkan.


Terlalu senang menghukum daripada memuji anak
Orangtua cenderung senang menghukum anak secara fisik maupun secara psikis dibandingkan dengan memujinya. Makin banyak keinginan dan kemauan orangtua dilanggar, maka akan makin keras hukuman yang akan diberikan. Padahal dipihak lain kadang keinginan dan kemauan orangtua tidak konsisten Ironisnya tidak jarang orangtua menganggap hukuman adalah satu-satunya alat dalam mendidik anak. Biasanya orangtua yang tergolong dalam kelompok ini melarang pemberian pujian karena menurut mereka pujian akan membuat anak besar kepala, manja dan sebagainya. Padahal pujian ini sangat diperlukan untuk memperkuat motivasi anak dalam melakukan hal-hal yang baik.Anak justru sengaja untuk melakukan kesalahan/pelanggaran agar ia dihukum. Dengan tingkah laku yang demikian bagi anak akan dapat membuat perhatian orang tuanya terpusat kembali kepadanya.


Terlalu sering membandingkan anak
Orang tua seringkali membandingkan anak dengan anak lain. Maksud orangtua di sini adalah agar anak terpacu motivasinya. Akan tetapi hasilnya malah sebaliknya. Anak bukan terpacu tetapi justru makin merasa tersudut dan menganggap dirinya bukanlah apa-apa atau seseorang yang tidak mempunyai arti apa-apa. Untuk mensubsitusikan perasaan ketidakberdayaannya anak akan memberontak atau membuat tingkah laku yang aneh-aneh. Oleh karena itu pandanglah anak sebagai individu yang unik. Diharapkan dengan para orangtua seperti itu dapat menumbuhkan konsep diri dan citra diri pada anak secara positif.


Biarlah anak tumbuh seperti bunga di alam dengan iramanya masing-masing. Semua anak mempunyai pesona yang berbeda-beda. Dengan model pendidikan seperti itu, anak akan merasa bangga akan dirinya sendiri anak pun akan merasa optimis dan terdorong untuk mempelajari hal-hal baru termasuk pelajaran di sekolahnya.


Terlalu melindungi anak secara berlebih-lebihan
Orangtua cenderung melindungi anak jika ada masalah. Misalnya jika anak bertengkar dengan anak tetangga. Contoh lain adalah bila anak tidak naik kelas. Jika anak tidak naik kelas, tidak jarang orangtua berusaha melobi guru dengan cara yang bermacam-macam seperti bagi orang tua yang mempunyai jabatan dan yang mampu dengan cara membantu atau menyumbang ke sekolah baik uang, bangunan, bahan-bahan material maupun keperluan-keperluan sekolah yang lain, melalui fasilitas kantor maupun kepunyaan pribadinya langsung dengan tujuan agar anaknya dinaikkan. Jika ini dilakukan terus-menerus, anak akan menjadi tergantung pada orangtua atau orang lain sepanjang hidupnya. Atau mereka tidak pernah dapat bertanggung jawab atas tingkah lakunya sendiri sehari-hari.


Carilah Faktor yang Hilang

Faktor dari 1008 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 14, 16, 18, 21, 24, 28, 36, 42, 48, 56, 72, 84, 112, 126, 144, 168, 252, 336, 504, 1008. Manurut kami, masih ada bilangan yang ketinggalan (belum tercantum). Berapakah bilangan yang belum tercantum?
Faktor yang terbentuk adalah faktor-faktor yang berpasangan. Perhatikanlah angka-angka tersebut, 1x1008=1008, 2x504=1008, 3x336=1008, 4x252=1008, dan seterusnya. Jika bilangannya bukan bilangan kuadrat, maka akan terdapat faktor-faktor yang berpasangan (banyaknya faktor harus genap, supaya dapat berpasangan). Jika bilangannya kuadrat (Misalnya 16), maka akar kuadratnya akan berpasangan dengan dirinya sendiri. Pada daftar faktor di atas, terdapat 29 faktor. Jadi, memang benar, ada satu faktor yang belum tercantum. Bilangan yang belum tercantum adalah 16x = 1008. Sehingga x = 63 adalah faktor yang belum tercantum.

Sunday, November 09, 2003

Dear Pembimbing Jakarta, Surabaya dan Bandung
Berikut akan saya lampirkan artikel

IBM edisi November 2003


Meninjau Siswa setelah Pengulangan Pertama

Salah satu keistimewaan Metode KUMON adalah belajar dengan pengulangan. Berusaha mencapai nilai dan SWP, jika belum menguasai maka worksheets diulang sekali lagi. Keadaan ini sering ditemui di kelas KUMON.
Pada umumnya, jika kita mengulang worksheets pada bagian yang sama, pada pengerjaan yang kedua, kita akan melihat peningkatan dalam waktu dan nilai. Namun, ada kalanya waktu penyelesaian untuk pengerjaan yang ke-2 lebih lama dari yang pertama. Atau, bisa juga waktu penyelesaian untuk kedua pengerjaan tersebut tidak jauh berbeda. Jika hal ini yang terjadi, bagaimanakah cara kita membimbing? Dilihat dari pengulangan, tidak ada kemajuan, sebaliknya mungkin kemunduran dalam waktu penyelesaian dan nilai.
Karena waktu penyelesaian untuk pengerjaan kedua lebih lama dibanding pengerjaan yang pertama, maka diperlukan pengerjaan yang ketiga. Tetapi, jika pada pengerjaan yang ketiga belum ada perubahan, apa yang harus kita lakukan? Memberi pengulangan ketiga (pengerjaan keempat )?
Jika pada pengulangan pertama (pengerjaan kedua) tidak ada kemajuan, maka kita seharusnya tidak dengan mudah memberikan pengulangan. Mengapa kita tidak berpikir mengenai hal-hal yang mungkin menjadi penyebabnya? Apakah ada kemampuan dalam berkonsentrasi? Apakah ada kesulitan dalam menghitung? Apakah ada konsep yang belum dimengerti? Karena, bagaimanapun juga dengan diberi pengulangan seharusnya ada peningkatan dalam waktu penyelesaian dan nilai pada pengerjaan yang ketiga (pengulangan kedua).


Blaise Pascal (1623 - 1662)

Blaise Pascal membuat sumbangan-sumbangan untuk kalkulus, pada usia 19 tahun ia menciptakan mesin penambahan yang pertama. Alat ini, dengan roda yang diputar tangan, adalah leluhur primitif dari kalkulator elektronika dan komputer sekarang.
Pacsal lahir di Clermont, Perancis, seorang anak yang sakit-sakitan yang diganggu oleh kesehatan buruk selama hidupnya yang singkat. Pada usia 12 tahun ia mempelajari geometri; di bidang inilah ia membuat sumbangan matematisnya yang terbesar. Bersama Pierre Fermat, ia diberi penghargaan atas perintisan dan pengkajian serius teori probabilitas.
Nama Segitiga Pascal diberikan kepada susunan bilangan yang terdiri dari koefisien-koefisien binomial. Gagasannya ini mempengaruhi Leibniz dan, melalui dia, penemuan kalkulus.
Bahkan lebih daripada prestasi ilmiahnya, Pascal diabadikan oleh tulisan-tulisan keagamaannya. Pensees-nya adalah kesusastraan klasik yang amat besar. Sementara ia berpikir bahwa hanya penalar-an merupakan dasar untuk pengetahuan dalam ilmu dan matematika, ia mengatakan bahwa misteri dari keyakinan tersembunyi dari penalaran dan seharusnya diterima pada kewenangan Injil. Dan dalam analisis akhir, Pascal akan meminta dengan tegas bahwa keyakinan lebih tinggi daripada penalaran.



Perkembangan Otak Anak

Hubungan antar sel-sel otak dibentuk dengan adanya saling kirim dan terima signal. Signal yang berupa getaran aliran listrik ini mengalir dari sel yang satu ke sel yang lainnya, dan dengan bantuan zat kimia seperti serotonin, terbentuklah hubungan antara sel-sel otak tersebut. Rangsangan yang terus-menerus, yang anda berikan melalui bentuk kegiatan yang berulang-ulang, akan semakin memperkuat hubungan antar sel-sel otak. Satu sel otak mampu membuat 15.000 hubungan dengan sel otak yang lain. Hubungan yang sangat rumit inilah yang membentuk jaringan antar sel-sel otak.
Pengalaman yang diterima oleh bayilah yang akan menentukan bentuk jaringan di dalam otak. Sejak bayi lahir, jaringan ini akan dibentuk dengan cepat sekali, dan pada usia anak mencapai 3 tahun, otak anak anda akan membuat kira-kira 1000 trilyun hubungan, dimana jumlah ini adalah 2 kali lipat dari jumlah hubungan jaringan otak pada orang dewasa. Hubungan otak yang densitas/kerapatannya sangat tinggi ini akan tetap dipertahankan sampai dengan umur 10 tahun.
Setelah itu, apa yang akan terjadi ?
Setelah anak menginjak usia 11 tahun, hubung-an antar sel-sel otak tersebut akan diseleksi secara alami, dimana hubungan yang sering digunakan akan semakin diperkuat dan menjadi permanen, sedangkan hubungan yang tidak pernah digunakan akan diputus / dibuang. Disinilah pentingnya pengalaman pada usia awal/dini. Disinilah peran orang tua akan sangat menentukan. Stimulasi yang anda berikan kepada anak anda akan sangat menentukan apakah hubungan antar sel-sel otak anak akan diperkuat atau justru diputus dan dibuang.


Masalah 8 potong roti

Dalam acara Dinner Party perayaan 10 tahun KUMON di Indonesia, Jono, Arini dan Ambar duduk dalam satu meja. Pada acara tersebut Jono membawa 5 bungkus Roti Holland, Ambar membawa 3 roti Holland sedangkan Arini tidak membawa apa-apa. Namun Arini mempunyai uang Rp 8.000. Arini menawarkan akan membeli roti-roti tersebut. Mereka setuju untuk membagi 8 roti tersebut untuk mereka bertiga dan Arini akan membayar Rp 8.000 (harga 1 roti = Rp 1.000). Semua roti mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Ambar (yang membawa 3 roti) dibayar Rp 3.000 dan Jono (yang membawa 5 roti) dibayar Rp 5.000. Beberapa saat kemudian, kening Jono berkerut dan langsung memberikan pendapat bahwa pembayaran tersebut tidak adil. Dia seharusnya mendapat bayaran lebih dari Rp 5000. Apakah pendapat Jono benar ? Berapakah seharusnya uang yang diterima oleh Jono dan Ambar ?
Jono benar ! Dia harus mendapat bayaran lebih besar dari Rp 5.000. Masing-masing akan mendapatkan bagian roti (8 roti dibagi bertiga). Sehingga Ambar (yang membawa 3 roti) telah memberikan 1/3 roti kepada Arini. Jono (yang membawa 5 roti) telah memberikan 2 1/3 (7/3)kepada Arini. Jono memberikan 7 kali lebih banyak dan seharusnya Jono mendapat bayaran Rp 7.000 sedangkan Ambar mendapat bayaran Rp 1.000 (karena hanya satu yang ia berikan kepada Arini).

Followers

Blog Archive